Musibah Petang Hari

Petang ini, tepatnya setelah magrib, di pertigaan lampu merah ringroad dekat kompleks. Istri tercinta lagi telepon. Becanda mesra2 dikit, lewat telepon nempel kuping yang ditahan sama tangan kanan. Handbrake sudah dinaikkan. Persneling netral. Tangan kiri nyantai di atas setir.

Tiba2, jedug!! Mesin mati. Kaget. Kirain ngajol. Dan, otomatis percakapan via telepon dengan istri terhenti. Curiga, noleh ke belakang. Sang pengemudi terlihat buka pintu mobilnya, yang ternyata mobil sejuta ummat. Avanza. Ahhh… bemper gue pasti kena. Karena berasa kuenceng ketabraknya.

Bete di jalan? Dengerin radio talk!

Aneh, kata istri saya ketika saya bilang begitu. Bagi dia, sebagaimana layaknya orang normal kalo lagi di mobil mah ya dengerin musik. Saya juga penganut itu. Tapi karena hal yang tidak disengaja jadilah saya suka dengerin orang ngomong di radio dengan berbagai topik. Entah itu di SmartFM, PASFM, Ramako, Utan Kayu, atau RRI Pro 3.

Yang saya maksud kejadian nggak sengaja adalah ketika tiba-tiba CD-changer mobil ngadat. Kagak bisa baca sama sekali seluruh keping cd, baek yang bajakan maupun asli. Tinggallah ngandalin kaset sama radio. Tapi kaset juga koleksi terbarunya terbatas, kebanyakan jadul. Akhirnya radio-lah yang jadi andalan utama. Set frekuensi, kemudian dengerin apa aja yang kita mau. Parahnya, radio mobil saya juga ngaco. Sama sekali tidak mau terima frekuensi di rentang 100 MHz sampe 107-an MHz. Ahh… nasib.

Etika Berkendara

Judul di atas bukan saya maksudkan untuk membuat semacam tutorial bagaimana sebenarnya etika dalam berkendara. Tidak, sama sekali enggak!. Soalnya saya sendiri belum tentu dicap etis sama pengendara bermotor atau non-motor lainnya. Tapi, barangkali tidak apa-apa, dalam dunia blogging yang tanpa tedeng aling-aling ini saya bersuara untuk menyampaikan uneg-uneg sehubungan dengan masalah etika berkendara ini. Tepatnya, tentang apa-apa yang saya benci cara orang berkendara di sekitar saya.

Masalah di jalan tol. Salah satu ‘peringatan’ tegas yang dituliskan oleh Jasa Marga adalah batas kecepatan minimum. Faktanya? Sering saya temui mobil yang dengan santainya berjalan di bawah batas kecepatan minimum (bahkan suatu waktu pernah saya temui mobil patroli pak pulisi juga berjalan bak siput di sisi kiri jalan yang jelas-jelas bukan bahu jalan!). Tahu akibatnya? Hmm… sang pengendara jujur nan baik hati untuk menjalankan mobil di rentang kecepatan yang diijinkan dan mengambil sisi kiri jalan jelas terganggu.